Inilah Novel Memoar Yang Diadaptasi Dari Kisah Sejarah Indonesia

Inilah Novel Memoar Yang Diadaptasi Dari Kisah Sejarah Indonesia

Untuk memahami kisah sejarah dari Indonesia sendiri tidak hanya bisa melalui satu buah buku saja. Banyak sekali penulis serta sastrawan yang ada di Indonesia yang menuliskan berbagai catatan sejarah di dalam sebuah novel memoar pada kemudian hari. Hal ini tentunya dilakukan dengan alasan tersendiri. Saat itu, banyak sekali yang tidak mengetahui bahwa tulisan bisa mengancam nyawa dari seseorang. Maka dari itu, tidak banyak menulis yang dapat menuliskan cerita mereka secara leluasa serta bebas, termasuk pers ataupun kuli tinta.

Berikut ini adalah beberapa novel memuat yangti ada kasih langsung dari berbagai kisah sejarah yang ada di Indonesia. Apa saja buku tersebut? Yuk simak berbagai ulasan yang ada di bawah ini.

  1. Tiada jalan bertabur bunga

    Tiada jalan bertabur bunga

Buku yang satu ini ditulis oleh seorang seniman yang menetap di kawasan Surabaya, Jawa timur. Penulis itu bernama Gregorius Soeharsojo Goenito. Dilihat dari akun Instagram, dirinya merupakan korban dari kerasnya peristiwa 1965 yang membawa dirinya masuk ke dalam penjara hingga dirinya di asingkan di pulau Buru ketika orde Baru. Setelah 10 tahun menjalani pengasingan sebagai salah satu tahanan politik, dirinya juga mendapat berbagai siksaan serta dituntut untuk melakukan kerja paksa di bawah komando badan pelaksana resettlement. Pada situasi yang sulit tersebut, akhirnya bahan memoar serta sketsa tulisan tersebut hadir. Dirinya memberikan ekspresi penuh terhadap Histori, memori, serta renungan bagaimana dirinya menjalani hidup sebagai seorang tahanan politik. Dirinya juga menunjukkan kemarahan, Kepedihan, dan juga menertawai kisahnya.

  1. Cerita dari Digul

    Tiada jalan bertabur bunga

Jika meningan nama Pramoedya Ananta Toer, sebagian besar dari Anda khususnya pecinta sastra tentu tidak asing. Buku ini memiliki tebal halaman sebanyak 320 halaman. Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari 11 tokoh Sarekat Islam yang ada di kawasan Kalimantan Barat. Mereka dibuang serta dijadikan tahanan politik ketika pemerintahan kolonial Hindia Belanda tengah berkuasa saat itu. Buku ini bercerita tentang kisah yang sesungguhnya terjadi di masa itu. Buku ini menceritakan tentang suka serta duka bagaimana mereka mempertahankan hidup mereka ketika berada di tanah buangan. Buku ini memberikan deskripsi mengenai wilayah Digul di tahun 1927 hingga 1930. Buku ini juga menceritakan mengenai kondisi dari masyarakat buangan, kehidupan pribadi, dan juga hubungan dengan berbagai suku Pedalaman serta bagaimana para tahanan melarikan diri.

  1. Kenangan sebuah perjalanan seorang wartawan

    Tiada jalan bertabur bunga

Buku ini menceritakan tentang seseorang yang mempertanyakan bagaimana kak eksistensi tentang kehadiran media massa yaitu koran dengan bantuan wartawan yang selalu mencari jawaban tentang semua hal yang telah terjadi saat ini. Terdapat berbagai kegelisahan, perasaan risau, serta berbagai perasaan lain yang dihadirkan di dalam buku tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *